Kebijakan Penyimpanan Barang di Gudang (Storage Policy)
Dalam
kegiatan usaha, gudang adalah salah satu hal yang penting. Gudang memegang
peranan penting dalam hal penyimpanan dan ketersediaan barang. Karenanya,
menejemen penyimpanan barang di gudang ini pun juga menjadi hal yang penting
untuk diperhatikan.
Kebijakan
mengenai penyimpanan barang yang datang di gudang dapat didasarkan pada lokasi
tempat barang tersebut diletakkan. Jika berdasarkan pada hal tersebut, maka
kebijakan penyimpanan barang di gudang ini terdapat dua macam, yakni Random
storage policy, dan dedicated storage policy.
#1
Random storage policy
Random
storage policy ini sering dianggap sebagai bentuk kebiajakn penyimpanan
barang di gudang yang paling mudah. Ini karena bentuk kebijakan penyimpanan
barang ini dilakukan secara acak. Jadi, barang yang datang disimpan di
sembarang tempat yang tersedia di gudang.
Jika
terdapat lebih dari satu lokasi penyimpanan yang tersedia, maka secara teoritis
barang yang datang memiliki kemungkinan yang sama besar untuk diletakkan di
semua lokasi yang tersedia. Namun, pada prakteknya barang yang datang tersebut
umumnya akan ditempatkan di ruang kosong yang paling dekat.
Menurut
Francis, McGinnis, dan White (1992) dan Tompkins et al. (1996), sebetulnya
dalam prakteknya, random storage policy ini tidak murni dilakukan secara
acak. Umumnya, operator akan cenderung menyimpan dan mengambil barang yang
berada di lokasi yang paling dekat dengan posisinya.
#2
Dedicated storage policy
Dedicated
storage policy adalah bentuk kebijakan penyimpanan barang di gudang yang
dilakukan dengan meletakkan barang yang datang untuk disimpan di lokasi yang sudah
ditetapkan, yang tergantung dari tipe barang.
Jadi,
gudang atau lokasi penyimpanan sebelumnya sudah dibuat tempat -tempat khusus
yang ditentukan untuk menyimpan barang -barang sesuai yang ditentukan. Ketika
barang datang, tinggal dilihat kategori dari barang tersebut, dan di mana letak
dari barang tersebut seharusnya sesuai dengan kelompok yang ditentukan.
Perbandingan
random storage policy dan dedicated storage policy.
Pada
dasarnya, masing - masing dari kedua kebijakan penyimpanan barnag ini memiliki
keuntungan dan kerugiannya masing -masing. Jika dengan volume dan frekuensi
operasi S/R (Storage/Retrieval) yang sama, maka random storage policy
akan membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih kecil jika dibanding dengan dedicated
storage policy.
Ini
karena pada dedicated policy, terdapat penyediaan ruangan untuk masing -
masing barang yang sesuai dengan tingkat inventory maksimal dari masing
-masing barang tersebut. namun, tentu saja tingkat maksimal penyimpanan
tersebut tercapai secepat barang digantikan.
Sedangkan
dengan random policy, tingkat inventory aggregate maksimal cenderung
lebih rendah karena barang yang ada tersebut umumnya digantikan/ replenished
pada waktu yang berbeda-beda.
Hal
ini juga berarti bahwa barang tersebut digantikan pada waktu yang berbeda-beda,
dengan tingkat aggregate inventory maksimal yang cenderung lebih
rendah dibandingkan dengan penjumlahan tingkat - tingkat inventory
maksimal untuk masing -masing barang atau individual items.
Namun,
meski random policy cenderung memerlukan ruang yang lebih kecil, apabila
ternyata ada banyak barang yang harus disimpan, maka operasi pengambilan barang
relatif akan memerlukan waktu yang lebih banyak. Ini disebabkan tidak ada
tempat khusus untuk barang khusus.
Jadi,
terkadang akan dibutuhkan waktu lebih panjang untuk mencari lokasi barang yang
diingini, terlebih untuk item yang yang sering dikirimkan. Karenanya, sistem random
storage policy ini bisa dikatakan memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan
tersebut seperti : rata - rata throughput (yaitu, jumlah transaksi S/R
per unit waktu) dari sistem berkurang, peralatan S/R tidak digunakan secara
efektif, serta gudang cenderung tampak tidak teratur dengan banyak barang yang
tercecer.