Prosedur Penagihan Piutang Perusahaan
Bagi perusahaan, sudah sewajarnya bila orientasi utama yang
ditargetkan adalah keuntungan. Suatu perusahaan tidak akan dapat bergerak maju
bila tidak ada keuntungan yang diperoleh dari hasil pemasukan dana hasil penjualan.
Pemasukan dana hasil penjualan ini didapatkan dari para konsumen atau
pelanggannya.
Jadi, tanpa adanya pembayaran dari para pelanggan ini,
keberlangsungan hidup suatu perusahaan akan terancam. Namun, ada kalanya suatu
perusahaan tidak dapat langsung menerima pembayaran dari para konsumennya.
Mungkin saja, ada pembayaran konsumen yang tertunda karena dilakukan dengan
cara kredit atau hutang.
Pemberlakukan kredit atau piutang pada suatu perusahaan
adalah hal yang wajar. Karenanya, penting bagi suatu perusahaan untuk membentuk
bagian Debt Collection atau Treasury, sebagai bagian dari Divisi
Keuangan. Debt collection adalah bagian yang bertugas untuk
melakukan penagihan piutang kepada para konsumen.
Tugas penagihan piutang ini bukanlah tugas yang mudah. Bagian
ini juga memegang peranna penting karena merupakan rantai akhir dari
serangkaian proses bisnis. Setelah terjadi proses penjualan, maka bagian
penagihan lah yang akan diserahi tugas untuk menerima proses pembayarannya.
Bagian Debt collector atau treasury ini juga
harus melakukan monitor piutang terhadap para pelanggannya. Hal ini tidak cukup
hanya dengan cara menyampaikan tagihan saja, tetapi juga bertugas untuk mengumpulkan
seluruh piutang para pelanggan.
Seperti yang dilakukan pada prosedur penagihan umumnya,
proses penagihan ini diawali dengan melakukan konfirmasi penagihan melalui
surat. Apabila tidak ada respon, maka bagian debt collection ini akan mengingatkan
melalui telepon. Apabila masih juga belum ada respon, barulah bagian debt
collection perlu melakukan negosiasi dan kesepakatan pembayaran terhadap
pelangan tersebut.
Ada kalanya, perusahaan pelanggan yang melakukan kredit ini
bangkrut. Jika hal ini terjadi, maka dapat dilakukan kesepakatan pembayaran
dengan cara mencicil. Piutang ini kemudian menjadi piutang ragu-ragu. Piutang
ragu -ragu artinya, piutang tersebut diragukan akan pelunasannya, sebab apakah
pelanggan tersebut bisa membayar atau tidak masih diragukan.
Untuk itu, perlu juga diberikan alternatif macam-macam
usulan, agar piutang yang tertunda tersebut dapat dibayarkan oleh pelanggan. Tapi
apabila tidak ada kesepakatan, maka pihak pelanggan sebagai kreditor dapat dilaporkan
ke Kantor Penanganan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN).
Bagian debt collection harus selalu dilibatkan sejak
awal pembahasan kontrak yang menyangkut nominal dan hal piutang lain dengan
pelanggan. Umumnya, proses pembayaran yang dilakukan secara debit, kredit
maupun check masuk dalam kategori ini.
Bagian debt collection perlu melakukan konfrimasi
pembayaran pada pelanggan. Konfirmasi ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan
pembayaran, memuaskan customer dan juga memudahkan dalam transaksi.
Untuk itu, pihak perusahaan perlu menyediakan format-format konfirmasi tagihan
(Billing Confirmation).
Prosedur Penagihan Piutang Perusahaan
Dalam prakteknya, biasanya perusahaan akan melakukan
prosedur penagihan tertentu. Berikut adalah bentuk prosedur penagihan yang
sering kali dilakukan oleh perusahaan perusahaan yang melakukan penagihan
piutang melalui collector, atau petugas penagihan yang langsung datang
ke tempat debitor piutang.
1) Bagian penagihan
a). Melakukan pengelompokkan kuitansi menurut daerah
penagihan.
b). Membuat daftar kuitansi untuk tiap -tiap daerah
penagihan.
c). Menyerahkan daftar kuitansi beserta kuitansinya pada lembar
1 dan 2, kepada petugas penagihan (collector) yang ada di masing-masing
daerah.
Kuitansi 1, digunakan untuk
diserahkan pada debitor piutang yang berhasil ditagih, setelah yang
bersangkutan tersebut menandatangani daftar kuitansi.
Kuitansi 2, digunakan untuk
diserahkan kembali kepada Bagian Penagihan, beserta uang dari hasil penagihan,
daftar kuitansi serta kuitansi untuk debitor piutang yang belum berhasil
ditagih (lembar 1 dan 2).
Daftar kuitansi dan kuitansi
untuk debitor piutang yang belum berhasil ditagih (lembar 1 dan 2) oleh Bagian
Penagihan lalu diserahkan kembali kepada pihak collector untuk ditagih
pada hari berikutnya.
d). Menyerahkan kuitansi lembar 2 beserta dengan uang hasil
penagihan kepada Bagian Kas.
2. Bagian Kasa
a). Bertugas untuk menerima uang dari hasil penagihan
beserta kuitansi lembar 2 dari Bagian Penagihan.
b). Meneliti kecocokan jumlah uang hasil penagihan dengan
data kuitansi lembar 2 yang diterima dari Bagian Penagihan.
c). Membuat bukti penerimaan kas rangkap 3 untuk penerimaan
piutang sesuai dengan besarnya jumlah hasil penagihan.
Lembar 1, diserahkan kepada
Bagian Jurnal dan Buku Besar beserta dengan kuitansi yang diterima dari Bagian
Penagihan.
Lembar 2, diserahkan kepada
Bagian Piutang untuk dicatat di dalam kartu piutang.
Lembar 3, diarsipkan di Bagian
Kasa.
3. Bagian Jurnal dan Buku Besar.
a). Menerima bukti penerimaan kas lembar 1 yang disertai
kuitansi lembar 2 dari Bagian Kasa.
b). Mencatat bukti penerimaan kas dalam jurnal penerimaan
kas dengan mendebet akun Kas dan kredit Piutang.
c). Melakukan pengarsipan bukti penerimaan kas lembar 1 dan
kuitansi lembar 2 sesuai dengan nomor bukti.
Demikian pemaparan mengenai Prosedur Penagihan Piutang Perusahaan. Semoga bermanfaat.