Pengertian, Contoh dan 22 Jenis Konjungsi Lengkap
Dalam
membuat kalimat Bahasa Indonesia, ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Hal
tersebut meliputi ejaan yang disempurnakan, kaidah penyusunan kalimat dan juga
konjungsi. Untuk dapat membuat kalimat yang baik, efektif dan mudah dipahami,
maka kita perlu menguasai konjungsi dan juga fungsi konjungsi ini.
Pengertian konjungsi
Apa
itu konjungsi? Sederhananya, pengertian konjungsi adalah kata penghubung atau disebut
juga kata sambung. Kata penghubung merupakan kata tugas yang berfungsi untuk
menghubungkan antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf.
Kata
penghubung antarklausa umumnya terletak di tengah -tengah kalimat. Untuk kata
penghubung antarkalimat, biasanya terletak di awal kalimat, setelah tanda
titik, tanda tanya, dan tanda seru. Sementata kata penghubung antarparagraf, diletakkan
di awal paragraf.
Dalam
pelajaran bahasa Indonesia, konjungsi dapat dikelompokkan ke dalam dua bentuk
yakni konjungsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat.
Kata
penghubung intrakalimat disebut juga kata penghubung antar klausa, yang
merupakan kata yang menghubungkan klausa
induk dan klausa anak. Pada konjungsi intrakalimat atau antar klausa
ini, terdapat 2 jenis kata penghubung atau konjungsi, yakni konjungsi
koordinatif dan konjungsi subordinatif.
Konjungsi
antar kalimat merupakan kata yang menghubungkan kata yang satu dengan kata yang
lainnya, yang berada dalam kalimat berbeda. Agar lebih jelas, mari kita simak penjelasan
mengenai konjungsi intra dan antar kalimat.
KONJUNGSI INTRA KALIMAT
Konjungsi
intra kalimat atau antar klausa adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan
klausa anak. Umumnya, kata penghubung antar klausa ini diletakkan di tengah-tengah
kalimat. Di dalam intra kalimat (antar klausa), terdapat dua jenis kata penghubung
atau konjugsi, yakni konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif, Berikut
penjelasannya :
1. Konjungsi Koordinatif
Konjugsi
Koordinatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih
yang mempunyai status sederajat. Contoh konjungsi koordinatif yakni : dan,
tetapi, atau, sedangkan, melainkan, padahal, lalu, kemudian.
2. Konjungsi Subordinatif
Konjugsi
Subordinatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih
dengan status yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, biar,
seperti, setelah, jika, andai, kalau, supaya, bagai, ibarat, sehingga, karena.
Jenis
-jenis konjungsi subordinatif ada beberapa, berikut jenis konjungsi
subordinatif dan contohnya.
Hubungan waktu
Contoh
: Sesudah, sementara, sebelum, ketika, sehabis, setelah, sehingga, sejak,
selesai, tatkala, sambil, seraya, selagi, selama, sampai
Hubungan syarat
Contoh
: Jika, jikalau, kalau, asal, bila, asalkan manakala
Hubungan pengandaian
Contoh
: Andaikan, seandainya, sekiranya, seumpamanya
Hubungan tujuan
Contoh
: Agar, supaya, biar,
Hubungan konsesif
Contoh
: Biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, walau, sunguhpun, kendatipun
Hubungan pemiripan
Contoh
: Seakan-akan, sebagaimana, seolah-olah, seperti, sebagai, bagaikan, laksana
Hubungan penyebaban
Contoh
: Sebab, oleh karena, karena
Hubungan pengakibatan
Contoh
: Sehingga, sampai, sampai -sampai, maka, makanya, karenanya,
Hubungan penjelasan
Contoh
: Bahwa
Hubungan cara
Contoh
: Dengan, melalui
Artikel terkait: TEKS EKSPLANASI: Pengertian, Struktur, Ciri, dan Kaidah Kebahasaan
KONJUNGSI ANTAR KALIMAT
Konjungsi
antar kalimat merupakan kata penghubung yang menghubungkan kalimat yang satu
dengan kalimat yang lainnya. Konjungsi antar kalimat ini digunakan untuk menyatakan
makna yang berbeda-beda. Contoh konjungsi antar kalimat diantaranya : oleh
karena itu, namun, sebelum itu, akan tetapi, dengan demikian, kecuali itu, selain
itu, sesudah itu, sebaliknya.
Konjungsi
antar kalimat biasa diletakkan di awal kalimat, atau setelah tanda titik, tanda
seru, atau tanda tanya. Berikut adalah contoh konjungsi antarkalimat, beserta
maknanya :
1.
Biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun demikian, sekalipun begitu,
walaupun demikian, walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu
Makna
: untuk menyatakan kesediaan melakukan sesuatu yang berbeda atau bertentangan
dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya.
2. Kemudian,
setelah itu, sesudah itu, selanjutnya
Makna
: Menyatakan kelanjutan dari suatu peristiwa atau keadaan yang diterangkan pada
kalimat sebelumnya.
3. Tambahan
pula, selain itu, lagi pula
Makna
: Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah
dinyatakan sebelumnya.
4. Sebaliknya
Makna
: Mengacu pada kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya.
5.
Sesungguhnya, bahwasanya
Makna
: Menyatakan keadaan yang sebenarnya.
6.
Malah, malahan, bahkan
Makna
: Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya
7.
Akan tetapi, tetapi, namun, kecuali itu
Makna
: Menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya
8. Dengan
demikian
Makna
: Menyatakan konsekuensi
9.
Oleh karena itu, oleh sebab itu
Makna
: Menyatakan akibat
10.
Sebelum itu
Makna
: Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya
Artikel terkait: Pengertian Teks Anekdot, Ciri Ciri, Kaidah dan Struktur
Macam - macam Konjungsi Berdasarkan Fungsi
1. Konjungsi Aditif
(gabungan)
Konjungsi aditif (gabungan) merupakan
konjungsi koordinatif yang fungsinya untuk menggabungkan dua kata, frasa,
klausa, atau kalimat yang mempunyai kedudukan yang sederajat. Contoh : dan, lagi
pula, lagi, dan serta.
2. Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan adalah
bentuk konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua bagian kalimat yang
sederajat, namun dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Umumnya, bagian
yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada bagian pertama. Contoh :
tetapi, melainkan, sedangkan, akan tetapi, padahal, sebaliknya, dan namun.
3. Konjungsi Disjungtif
(pilihan)
Konjungsi pilihan adalah
bentuk konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur yang sederajat yang
berfungsi untuk memilih salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh : atau,
atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...
4. Konjungsi waktu
Konjungsi waktu berfungsi
untuk menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata
konjungsi yang bersifat temporal ini dapat menjelaskan hubungan yang tidak
sederajat atau pun sederajat. Contoh konjungsi waktu yang menghubungkan kalimat
tidak sederajat : apabila, bilamana, hingga, sejak, selama, sementara, ketika, bila,
sambil, sebelum, sampai, demi, sedari, seraya, waktu, setelah, semenjak, sesudah,
dan tatkala. Contoh konjungsi waktu yang menghubungkan dua bagian kalimat yang
sederajat : sebelumnya dan sesudahnya
5. Konjungsi Final (tujuan)
Konjungsi tujuan atau
konjungsi final ini semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan
tujuan suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang umumnya digunakan untuk
menyatakan hubungan ini adalah: guna, untuk,supaya, dan agar.
6. Konjungsi Sebab (kausal)
Konjungsi sebab atau kausal menjelaskan
bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat
ditandai dengan konjungsi sebab, maka induk kalimat merupakan akibatnya.
Kata-kata yang digunakan untuk menyatakan hubungan sebab ini meliputi : sebab, karena,
sebab itu, dan karena itu.
7. Konjungsi Akibat
(konsekutif)
Konjungsi akibat menjelaskan
bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak
kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya
dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi
akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.
8. Konjungsi Syarat
(kondisional)
Konjungsi syarat atau
kondisional menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi ketika syarat -syarat
yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini adalah
jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan, dan bilamana.
9. Konjungsi Tak Bersyarat
Kata penghubung tak
bersyarat ini menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat
- syarat yang harus dipenuhi. Contoh kata - kata yang termasuk dalam konjungsi tak
bersyarat meliputi : walaupun, meskipun, dan biarpun.
10. Konjungsi Perbandingan
Konjungsi perbandingan ini berfungsi
untuk menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal tersebut. Kata
kata yang sering digunakan sebagai konjungsi perbandingan meliputi : sebagai, seperti,
bagaikan, sebagaimana, seakan-akan, bagai, ibarat, umpama, dan daripada.
11. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif
menghubungkan dua bagian kalimat yang memiliki hubungan sedemikian rupa
sehingga yang satu langsung mempengaruhi yang lain atau kalimat yang satu
melengkapi kalimat lain. Konjungsi korelatif ini dapat juga digunakan pada
kalimat yang memiliki hubungan timbal-balik. Contoh konjungsi korelatif : semakin
…..semakin, sedemikian rupa..., kian….. kian, bertambah……bertambah, sehingga...,
tidak hanya….tetapi juga..., baik..., dan maupun.
12. Konjungsi Penegas
(menguatkan atau intensifikasi)
Konjungsi penegas berfungsi
untuk menegaskan atau meringkas bagian kalimat yang telah disebutkan
sebelumnya, termasuk hal-hal yang menyatakan rincian. Contoh konjungsi penegas
adalah : bahkan, apalagi, yaitu, yakni, misalnya, umpama, ringkasnya, dan
akhirnya.
13. Konjungsi Penjelas
(penetap)
Konjungsi penjelas atau
penetap berfungsi untuk menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan
perinciannya. Contoh konjungsi penjelas : bahwa.
14. Konjungsi Pembenaran
(konsesif)
Konjungsi pembenaran adalah
konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau
mengakui suatu hal, sekaligus dengan menolak hal yang lain yang ditandai oleh
konjungsi tadi. Pembenaran ini dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat),
sementara penolakannya dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh
konjungsi seperti, walaupun, meskipun, biar, sungguhpun, biarpun, kendatipun,
dan sekalipun.
15. Konjungsi Urutan
Konjungsi urutan menyatakan
urutan akan sesuatu hal. Contoh konjungsi urutan : mula-mula, lalu, dan
kemudian.
16. Konjungsi Pembatasan
Konjungsi pembatasan
menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana
perbuatan dapat dikerjakan. Contoh konjungsi pembatasn , misalnya kecuali,
selain, dan asal.
17. Konjungsi Penanda
Konjungsi penanda menyatakan
penandaan terhadap sesuatu hal. Contoh konjungsi penanda : misalnya, umpama,
contohnya. Ada pula konjungsi penanda pengutamaan, yang contohnya seperti : pokok,
paling utama, dan terutama.
18. Konjungsi Situasi
Konjungsi situasi ini
menjelaskan suatu perbuatan yang terjadi atau berlangsung dalam keadaan
tertentu. Contoh konjungsi situasi : sedang, padahal, sedangkan, dan sambil.
Demikian artikel mengenai jenis, fungsi, dan contoh konjungsi, jangan lupa kunjungi terus porosilmu.com untuk mendapat materi pelajaran sekolah. Terima kasih.