Mengenal Jenis Jenis Manusia Purba (Meganthropus, Pithecanthropus, Homo)
Ciri Manusia Purba dan Karakternya di Setiap Kelompok
Pelajaran sejarah yang
menarik adalah ketika kita mempelajari sejarah asal usul manusia. Menurut teori Darwin, manusia merupakan bentuk evolusi dari makhluk sebelumnya, yakni kera.
Meski teorinya masih mengandung kontroversi, tapi teorinya ini telah banyak
dipelajari di seluruh dunia.
Apalagi, ada cukup banyak
bukti yang menunjukkan bahwa manusia jaman dulu ini memiliki ciri atau karakter
yang berbeda dibanding manusia sekarang. Sejarah manusia pertama diketahui baru
muncul di bumi pertama kali pada zaman kuarter.
Perkembangan bumi ini diketahui
melalui penelitian geologi atau penelitian kulit bumi untuk mendapatkan
gambaran mengenai bagaimana proses terbentuknya bumi. Pada awal tercipta, bumi
masih berupa bola gas panas yang berputar pada porosnya.
Bola gas ini kemudian
berangsur-angsur semakin dingin dan memadat karena suhu bumi yang mulai turun.
Kulit bumi lalu terbentuk dan menebal seiring dengan semakin berkurangnya suhu.
Periodisasi Sejarah Menurut Ilmu Geologi
Ahli geologi membagi proses
pembentukan bumi menjadi empat. Pembagian tersebut meliputi: Zaman Arkhaikum,
Zaman Paleozoikum, Zaman Mesozoikum, dan Zaman Neozoikum. Berikut keterangannya
:
a.
Zaman Arkhaikum
Berlangsung
2.500 juta tahun yang lalu belum ada kehidupan di bumi.
b.
Zaman Paleozoikum
Berlangsung
340 juta tahun yang lalu ketika bumi mulai terdapat kehidupan tertua di bumi,
zaman ini disebut zaman primer.
c.
Zaman Mesozoikum
Berlangsung 140 juta tahun yang lalu, disebut juga zaman
sekunder. Zaman ini ditandai munculnya reptil raksasa, yakni Dinosaurus dan
Atlantosaurus.
d.
Zaman Neozoikum
Berlangsung
60 juta tahun yang lalu. Pada zaman inilah manusia mulai muncul di bumi.
Di Indonesia, penemuan fosil manusia purba yang paling banyak
terdapat di Pulau Jawa. Kehidupan manusia pertama muncul di bumi pada zaman
Pleistosen dari jenis Pithecanthropus sampai
Homo sapiens.
Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia secara
umum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni Meganthropus, Pithecanthropus,
Homo.
1. MEGANTHROPUS PALEOJAVANICUS
Manusia purba jenis ini berada di Sangiran oleh Von
Koeningswald, berupa rahang bawah. Fosil Meganthropus
paleojavanicus pernah ditemukan di Sangiran oleh Von Koenigswald pada tahun
1936 dan 1941.
Bagian tubuh yang ditemukan berupa bagian rahang bawah dan
tiga buah gigi terdiri atas gigi taring dan dua geraham. Meganthropus paleojavanicus ini makanan utamanya adalah tumbuhan.
Makhluk ini hidup kira-kira 2 juta hingga 1 juta tahun yang lalu.
Meganthropus berasal
dari lapisan Pleistosen Bawah. Sampai sekarang, perkakas yang menerangkan
kehidupan jenis manusia purba ini masih belum ditemukan perkakasnya.
Berikut adalah ciri ciri Meganthropus
palaeojavanicus :
a. memiliki
perawakan yang tegap,
b. memiliki
tulang pipi yang tebal,
c. tidak
memiliki dagu,
d. memiliki
otot rahang yang kuat,
e. memiliki
tonjolan belakang yang tajam,
f. memiliki
tulang kening yang menonjol,
g. memakan
tumbuh-tumbuhan, dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah.
2. PITHECANTHROPUS
Pithecanthropus berarti
manusia kera. Fosil jenis manusia purba ini banyak ditemukan di daerah Trinil
(Ngawi), Perning daerah Mojokerto, Sangiran (Sragen, Jawa Tengah), dan
Kedungbrubus (Madiun, Jawa Timur).
Fosil ini juga ditemukan oleh seorang peneliti manusia purba
bernama Tjokrohandojo. Ia bersama dengan ahli purbakala Duyfjes menemukan fosil
tengkorak anak di lapisan Pucangan, atau pada lapisan Pleistosen Bawah di
daerah Kepuhlagen, sebelah utara Perning daerah Mojokerto.
Mereka memberikan nama jenis Pithecanthropus mojokertensis, yang merupakan jenis Pithecanthropus paling tua. Jenis
manusia purba Pithecanthropus memiliki
ciri-ciri tubuh dan kehidupan seperti :
a.
Memiliki rahang bawah yang kuat.
b.
Memiliki tulang pipi yang tebal.
c.
Keningnyamenonjol.
d.
Tulang belakang menonjol dan tajam.
e.
Tidak berdagu.
f.
Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan
otot tengkuk yang besar dan kuat.
g.
Memakan jenis tumbuhan.
Jenis Pithecanthropus inilah
yang paling banyak jenisnya ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus yang diketahui juga masih terbagi ke dalam beberapa
kelompok, yakni Pithecanthropus erectus,
Pithecanthropus robustus, dan Pithecanthropus dubuis.
a. Pithecanthropus erectus (manusia kera
berjalan tegak)
Jenis Pithecanthropus
erectus ini adalah fosil yang paling terkenal. Fosil ini ditemukan oleh Dr.
Eugene Dubois pada tahun 1890, 1891, dan 1892 di Kedungbrubus (Madiun) dan
Trinil (Ngawi).
Temuan Eugene Dubois ini berupa rahang bawah, tempurung kepala,
tulang paha, serta geraham atas dan bawah.
Berdasarkan dari penelitian para ahli, Pithecanthropus erectus memiliki ciri tubuh sebagai berikut :
1)
Berjalan tegak.
2)
Volume otaknya melebihi 900 cc.
3)
Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat.
4)
Tinggi badannya sekitar 165 – 170 cm.
5)
Berat badannya sekitar 100 kg.
6)
Makanannya masih kasar dengan sedikit dikunyah.
7)
Hidupnya diperkirakan satu juta sampai setengah
juta tahun yang lalu.
Hasil temuan Pithecanthropus
erectus oleh para ahli purbakala dianggap sebagai temuan yang amat penting.
Ini karena manusia purba ini menjadi kunci revolusi dari temuan-temuan fosil
manusia purba yang sejenis.
Jenis fosil Pithecanthropus
erectus diyakini sebagai missing
link, di mana kedudukannya menjadi makhluk yang menghubungkan antara kera
dan manusia. Penemuan ini pula yang mejadi bukti yang menguatkan teori evolusi yang
dikemukakan oleh Charles Darwin dalam teori evolusinya.
Dalam bukunya The
Descent of Man (Asal Usul Manusia), Darwin mengungkapkan tentang teori
berupa perkembangan binatang menuju manusia. Binatang yang paling mendekati ini
adalah kera.
Hal inilah juga diperkuat melalui penemuan manusia
Neanderthal di Jerman yang menyerupai kera maupun manusia.
Baca juga: Pendudukan Jepang di Indonesia
b. Pithecanthropus robustus, (manusia kera
berahang besar)
Fosil Pithecanthropus
robustus ditemukan di Sangiran tahun 1939 oleh Weidenreich. Von Koenigswald
menyebut fosil ini dengan nama Pithecanthropus
mojokertenssi. Penemuan ini dilakukan pada lapisan Pleistosen Bawah di
Mojokerto antara tahun 1936–1941.
Pithecanthropus
mojokertensis berarti manusia kera dari Mojokerto. Fosil manusia purba yang
ditemukan berupa tengkorak anak yang berumur 5 tahun. Jenis manusia purba ini
memiliki ciri ciri seperti :
- hidung lebar,
- tulang pipi kuat,
- tubuhnya tinggi,
- hidupnya masih dari mengumpulkan makanan (foodgathering).
c. Pithecanthropus dubuis (dubuis artinya
meragukan)
Fosil Pithecanthropus
dubuis ditemukan di Sangiran
pada tahun 1939 oleh Von Koenigswald. Tempatnya ditemukan pada lapisan
Pleistosen Bawah.
d. Pithecanthropus soloensis (manusia kera
dari Solo)
Pithecanthropus
soloensis ditemukan oleh Von
Koenigswald, Oppennoorth, dan Ter Haar pada tahun 1931 – 1933 di Ngandong, tepi
Sungai Bengawan Solo. Hasil temuan ini memiliki peranan penting karena
menghasilkan satu seri tengkorak dan tulang kening.
3. HOMO
Homo berarti
manusia. Jadi, manusia purba ini merupakan jenis manusia purba yang paling maju
bila dibandingkan dengan jenis temuan yang lain. Ciri ciri jenis manusia ini
adalah :
a.
berjalan tegak,
b.
berat badan kira-kira 30 sampai 150 kg,
c.
volume otaknya lebih dari 1.350 cc,
d.
alatnya dari batu dan tulang,
e.
muka dan hidung lebar,
f.
mulut masih menonjol.
Berikut ini adalah beberapa temuan jenis Homo :
- Homo wajakensis (manusia
dari Wajak)
Homo wajakensis ditemukan di daerah Wajak,
Tulungagung pada tahun 1889. Temuan ini diperoleh Von Rietschoten berupa beberapa
bagian tengkorak. Temuan Von Rietschoten ini kemudian diselidiki oleh Dr. Eugene Dubois.
Selanjutnya, manusia purba ini pun disebut Homo wajakensis. Lapisan asal jenis
manusia purba ini adalah Pleistosen Atas, termasuk ras Australoid dan bernenek
moyang Homo soloensis serta
menurunkan penduduk asli Australia.
Oleh Von Koenigswald, Homo
wajakensis dimasukkan dalam kelompok Homo
sapiens (manusia cerdas). Hal ini didasarkan pada pengetahuannya yang telah
mengenal tentang upacara penguburan.
- Homo soloensis (manusia dari
Solo)
Homo soloensis dimukan
ketika para geologi Belanda, C. Ter Haar, melakukan penggalian lapisan tanah di
Ngandong (Ngawi Jawa Timur) bersama Ir. Oppenoorth tahun 1931 – 1932.
Mereka menemukan sebelas tengkorak fosil Homo soloensis pada lapisan Pleistosen
Atas. Temuan ini kemudian diselidiki oleh Von Koenigswald dan Weidenreich.
Berdasarkan keadaannya, jenis ini sudah bukan lagi kera, tetapi sudah masuk
dalam kelompok manusia.
- Homo sapiens
Homo sapiens artinya
manusia cerdas. Fosil homo sapiens berasal
dari zaman Holosen. Manusia ini memiliki bentuk tubuhnya yang sudah menyerupai
manusia sekarang. Mereka pun juga telah menggunakan akal dan memiliki sifat
seperti yang dimiliki manusia sekarang.
Dari segi kehidupan, Homo
sapiens masih hidup dengan cara sederhana dan mereka masih mengembara. Ciri-ciri
nya adalah
1)
volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;
2)
tinggi badan antara 130 – 210 m;
3)
otot tengkuk mengalami penyusutan;
4)
alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
5)
muka tidak menonjol ke depan;
6)
berdiri dan berjalan tegak,
7)
berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat
kuat.
Jenis Homo sapiens di
dunia ini masih terbagi lagi ke dalam subspesies yang sampai sekarang dianggap menurunkan
berbagai ras manusia. Ras manusia yang dimaksud yakni :
1) Ras
Mongoloid,
Berciri kulit kuning, mata sipit,
rambut lurus. Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina,
Korea, dan Asia Tenggara.
2) Ras
Kaukasoid,
Merupakan ras yang berkulit
putih, tinggi, rambut lurus, danhidung mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa,
ada yang ke India Utara (ras Arya), ada yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada
yang menyebarke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
3) Ras
Negroid,
Memiliki ciri kulit hitam, rambut
keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini ke Australia (ras Aborigin), ke Papua
(ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke Afrika.