Memahami Teori Evolusi Charles Darwin
Asal Usul Manusia Purba Menurut Teori Darwin
Charles Darwin mungkin menjadi seorang penemu yang paling
menggemparkan dalam tema asal usul manusia. Bagaimana tidak, ia mengungkapkan
suatu teori yang sampai kini masih terbilang kontroversi. Banyak ilmuwan yang
telah mengakui keabsahan teori Darwin, tapi tak sedikit pula yang meragukannya.
Teori Evolusi Charles
Darwin
Teori Darwin berbicara mengenai bagaimana asal usul manusia
yang pertama kali. Untuk mengetahui keadaan manusia secara biologis di masa purba,
maka perlu dipelajari mengenai bagaimana dan di mana kedudukan manusia dalam
alam dan hubungannya dengan yang lain.
Nah, sistem yang dipergunakan dalam penggolongan makhluk hidup
inilah yang didasarkan pada yang disebut sebagai sistem evolusi. Evolusi
biologis ini berlangsung berjuta-juta tahun. Sayangnya, evolusi yang terjadi tidak
meninggalkan bukti secara lengkap dan jelas sehingga hingga kini masih
menimbulkan kerancuan antar para peneliti.
Para peneliti yang mencoba memahami teori evolusi asal usul
manusia ini telah mengungkapkan berbagai teori. Salah satunya adalah teori
evolusi biologis. Namun, evolusi biologis di sini bukanlah perubahan suatu
organisme dari tahapan telur – lahir – dewasa – tua – mati.
Evolusi biologis yang dikemukan para ahli adalah perubahan
satu takson menjadi takson lain atau takson lama berubah sedikit. Jadi, sudut
pandang evolusi bukanlah individu, tetapi populasi dari individu tersebut.
Peneliti paling fenomenal dalam teori evolusi ini adalah
Charles Darwin. Pada abad ke-19, Darwin mengemukakan teori evolusi biologinya
yang cukup terkenal. Teori evolusi Charles Darwin tersebut mencetuskan pola
pikir baru, yaitu bahwa takson itu tidak statis, melainkan dinamis, melalui
masa yang panjang, dan semua makhluk hidup ini berkerabat.
Darwin dalam bukunya The
Origin of Species (Asal Usul Manusia) mengemukakan teori bahwa spesies yang
hidup sekarang ini berasal darispesies-spesies yang hidup di masa-masa yang
silam danterjadi melalui seleksi alam.
Asal usul manusia menurut teori Darwin adalah salah satu
teori yang banyak diterima. Asal usul manusia menurut teori Darwin ini adalah
kondisi evolusi manusia dari Australopithecus
melalui Homo erectus ke Homo sapiens.
Australopithecus
yang berperan dalam hal ini adalah Australopithecus
africanus, kemudian melalui Australopithecus
habilis (disebut pula Homo habilis). Antara Homo erectus dan Homo sapiens
terdapat Homo neaderthalensis.
Selain itu, telah ada pula manusia yang lebih umum cirinya
dari Neanderthal yang mendekati jenis
Homo sapiens. Jika kita
membedakan manusia purba dengan Homo
sapiens, maka akan terlihat jelas perbedaannya, bahwa :
1.
rongga otak manusia purba lebih kecil daripada Homo sapiens,
2.
tulang kening manusia purba menonjol ke depan,
3.
tulang rahang bawah lurus ke belakang sehingga
tak berdagu,
4.
tulang rahang manusia purba lebih kuat dan
besar, dan
5.
manusia purba tidak bertempat tinggal tetap dan
selalu berpindah-pindah.
Baca juga: Sistem Pernafasan Manusia
Oleh karena itu, Homo
sapiens dianggap sebagai jenis yang paling sempurna berdasarkan teori
evolusi Charles Darwin. Homo Sapiens ini
pula yang menjadi nenek moyang manusia dan kemudian menyebar ke seluruh bumi
kita ini.
Menurut pakar antropologi Prof. Dr. T. Jacob, manusia purba
(manusia yang memfosil) telah punah. Di Indonesia, fosil manusia purba ini banyak
ditemukan di Jawa. Ada banyak tokoh yang meniliti manusia purba di pulau Jawa
ini.
Para tokoh peneliti manusia purba, antara lain, Dokter
Eugene Dubois yang meneliti di Trinil dan Ny. Selenka yang banyak menemukan fosil
hewan dan tumbuhan di zaman Pleistosen Tengah di Jawa. Tokoh lain adalah C. Ter
Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald yang meneliti di daerah Ngandong, Ngawi,
Mojokerto, dan Sangiran, Sragen (Jawa Tengah).
Jenis manusia purba yang banyak ditemukan di Indonesia
adalah Pithecanthropus. Jenis Pithecanthropus erectus (manusia kera
berjalan tegak) adalah fosil manusia purba yang paling terkenal. Fosil ini
adalah temuan dari Dr. Eugene Dubois pada tahun 1890, 1891, dan 1892 di
Kedungbrubus (Madiun) dan Trinil (Ngawi).
Temuannya berupa rahang bawah, tempurung kepala, tulang
paha, serta geraham atas dan bawah. Berdasarkan penelitian para ahli, Pithecanthropus
erectus memiliki ciri tubuh sebagai berikut.
1.
Berjalan tegak.
2.
Volume otaknya melebihi 900 cc.
3.
Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat.
4.
Tinggi badannya sekitar 165 – 170 cm.
5.
Berat badannya sekitar 100 kg.
6.
Makanannya masih kasar dengan sedikit dikunyah.
7.
Hidupnya diperkirakan satu juta sampai setengah
juta tahun yang lalu.
Hasil temuan Pithecanthropus
erectus inilah yang kemudian oleh para ahli purbakala dianggap sebagai
temuan yang amat penting. Temuan ini
menjadi puncak dari revolusi temuan-temuan fosil manusia purba yang
sejenis.
Jenis fosil Pithecanthropus
erectus diyakini sebagai missing link,
yakni makhluk yang kedudukannya antara kera dan manusia. Penemuan ini
menggemparkan dunia ilmu pengetahuan karena fosil inilah yang seakan-akan dapat
membuktikan teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin dalam teori evolusinya.
Dalam bukunya yang berjudul The Descent of Man (Asal Usul Manusia), Darwin menerapkan teori
berupa perkembangan binatang menuju manusia dan binatang yang paling mendekati
adalah kera.
Teori evolusi Charles Darwini ini diperkuat pada penemuan
manusia Neanderthal di Jerman yang menyerupai
kera maupun manusia.