Belajar Materi Genetis ADN dan ARN
Apa Itu DNA dan ARN?
Dalam pelajaran biologi molekuler, mempelajari tentang
sintesa protein adalah salah satu materi penting. Di dalam sintesa protein
inilah kita akan sering bertemu dengan konsep ADN atau yang juga sering dikenal
dengan DNA, serta ARN. Lantas, apa itu ADN dan ARN?
Apa persamaan ADN dan ARN dan apa pula perbedaan ADN dan
ARN? Berikut akan ada penjelasan mengenai dua konsep yang berkaitan erat dengan
sintesa protein ini.
Sebelumnya, mari kita lihat hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa bahan dasar yang membentuk inti sel adalah suatu protein yang
dikenal dengan nama nukleoprotein. Nukleoprotein ini terdiri dari protein dan
asam nukleat.
Asam nukleat ada beberapa macam. Akan tetapi, asam nukleat
yang berhubungan dengan faktor penurunan sifat hanya ada dua, yakni asam
deoksiribonukleat (ADN) dan asam ribonukleat (ARN).
Asam Deoksiribonukleat (ADN)
ADN sering juga disebut sebagai DNA. Model struktur ADN atau
DNA ini pertama kali diajukan oleh seorang peneliti biologi molekuler James D.
Watson dan Francis Crick. Pada tahun 1953, mereka mencoba menyusun struktur ADN
ini berdasarkan analisis foto defraksi sinar X.
Watson dan Crick ini pula yang dikatakan sebagai penemu
strukutur ADN. Ajuan mereka diterima dan dijadikan sebuah penemuan yang menjadi
rujukan atau awal dari kemunculan bidang ilmu rekayasa genetika.
Watson dan Crick ADN mengungkapkan bahwa ADN ini berbentuk
double helix yaitu bentuk seperti tangga terpilin yang sangat panjang. Pada masing-masing
ADN, disusun oleh dua buah rantai polinukleotida. Rantai polinukleotida ini
dibentuk oleh banyak nukleotida yang saling berikatan satu sama lain.
Menurut mereka, pada satu nukleotida dibentuk oleh tiga
komponen yakni :
-
gugus gula pentosa (deoksiribosa)
-
gugus fosfat
-
gugus basa nitrogen
Bahan dasar pembentuk nukleotida adalah nukleosida. Nukleosida adalah bentuk
ikatan antara gula pentosa dengan basa nitrogen. Nah, ketika nukleosida
mengikat fosfat inilah maka akan terbentuk nukleotida.
Basa nitrogen pada ADN ada dua macam yaitu purin dan
pirimidin. Purin terdiri dari adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pirimidin
terdiri dari timin (T) dan sitosin (S). Ada aturan pasangan dalam purin dan
purimidin ini.
Adenin (A) selalu berpasangan dengan timin (T) dan
dihubungkan oleh dua ikatan hydrogen. Sementara guanine (G) selalu berpasangan
dengan sitosin (S) dan dihubungkan oleh tiga ikatan hidrogen.
Struktur sebuah
nukleotida, ketika basa nitrogennya adalah Adenin maka nukleotidanya disebut sebagai
deoksiadenosin monophosphat
Baca juga: Memahami Sintesa Protein Lengkap
Replikasi ADN
ADN memiliki kemampuan untuk menggandakan diri atau yang disebut dengan mereplikasi.
Proses ini umumnya terjadi pada saat interfase. Replikasi ADN sangatlah tepat.
Pada proses replikasi akan dihasilkan rantai ADN baru dari rantai ADN yang
telah ada.
Lantas, seperti apa proses replikasi ADN? Berikut runtutan
mengenai proses replikasi ADN :
1. dimulai
dengan membukanya rantai ganda polinukleotida,
2. kemudian
setiap rantai polinukleotida lama akan membentuk rantai polinukleotida baru
pasangannya.
3. Pada
akhir replikasi diperoleh dua ADN yang tepat sama masing-masing terdiri atas
rantai polinukleotida lama dan baru yang saling melilit.
4. Dalam
proses tersebut diperlukan bahan berupa ATP, enzim (ADN polimerase, ligase, dan
helikase), dan deoksiribonukleosida.
Proses replikasi ADN ini dulunya masih rancu karena ada tiga
hipotesis yang pernah diajukan. Proses replikasi ADN yang diajukan tersebut
yakni : konservatif, semi konservatif, dan disversif. Berikut keterangannya :
- Hipotesis konservatif menyatakan bahwa ADN hasil replikasi masing-masing terdiri dari ADN dengan rantai baru dan ADN dengan rantai lama yang saling melilit.
- Hipotesis semikonservatif menyatakan bahwa ADN hasil replikasi keduanya terdiri dari satu rantai lama dan satu rantai baru.
- Hipotesis disversif menyatakan bahwa ADN hasil replikasi terdiri dari gabungan segmen nukleotida rantai lama dan rantai baru.
Namun, setelah melalui penelitian panjang, hasil yang tepat
ditunjukkan sesuai dengan hipotesis semi konservatiflah. Artinya, ADN hasil
replikasi keduanya terdiri dari satu rantai lama dan satu rantai baru.
Asam Ribonukleat (ARN)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ADN berperan dalam pengendalian
sifat. Peran yang dimiliki ADN dalam pengendalian sifat genetik ini didasarkan
pada fungsinya sebagai perancang sintesis protein yang dibutuhkan dalam
pembentukan enzim maupun penyusun struktur sel.
Dalam proses sintesis protein, ADN mengambil peran sebagai
perancang. Sementara pelaksana sistesis protein ini adalah asam ribonukleat
(ARN). Jadi, pada dasarnya ADN tidak ikut terlibat dalam sistensis protein ini.
Sebelum sintesis protein berlangsung, maka ADN akan
membentuk ARN terlebih dulu oleh ADN di dalam nukleus melalui proses
transkripsi. Transkripsi adalah proses penyalinan urutan nukleotida yang
terdapat pada molekul DNA.
ARN yang dibentuk oleh ADN ini berupa rantai tunggal polinukleotida. Tepatnya,
ARB terbentuk dari ribonukleotida yaitu ikatan antara fosfat, gula pentosa
(ribosa), dan basa nitrogen.
Berbeda dengan ADN, basa nitrogen pirimidin pada ARN terdiri
atas urasil (T) dan sitosin (S), sedangkan purin terdiri atas adenin (A) dan
guanin (G). Jadi, pada ARN timin (T) digantikan oleh urasil (U).
Jadi, bila untai DNA adalah A, maka bila ditranskripsi
hasilnya adalah U. Bila pada DNA T, maka hasil pada RNA adalah A. bila pada DNA
C maka hasil transkripsi RNA adalah G, dan sebaliknya.
Agar lebih jelas, berikut perubahan transkripsi DNA ke RNA :
-
A - - > U
-
T - - > A
-
C < - > G
Contoh perubahan transkripsi DNA ke RNA :
Misal untai DNA =
ACC AAG ACG CGA
Maka hasil transkripsi RNA =
UGG UUC UGC GCU
Jadi, RNA ini adalah pembaca pesan yang dibawa DNA. Untuk
membaca pesan ini dijeda tiga-tiga. Kelompok RNA ini disebut dengan kolon,
yakni kode yang dibaca tiga – tiga tadi.
Yang perlu diingat adalah dalam struktur RNA tidak ada
nukleotida Timin (T), karena struktur T pada RNA digantikan dengan Uracil (U).
Sebetulnya, nukleotida T dan U mempunyai cincin yang serupa
yakni cincin pirimidin. Akan tetapi, pada basa T terdapat gugus metil (CH3)
pada atom C nomor 5, sedangkan pada basa U tidak terdapat gugus metikl.
Proses transkripsi ini dimulai pada saat enzim RNA
polymerase melakukan kontak dengan protein pada DNA yang disebut dengan
promotor. Setelah tahap transkripsi ini, maka dimulailah proses yang disebut
dengan inisasi, yakni ketika enzim RNA polymerase bergabung dengan promotor.
Pada tahapan inisiasi transkripsi, terdapat 4 langkah utama,
yakni :
1. Pembentukan
kompleks promoter tertutup
2. Pembentukan
kompleks promoter terbuka
3. Penggabungan
beberapa nukleotida awal (sekitar 10 nukleotida)
4. Perubahan
konfirmasi RNA polymerase karena sub unit dilepaskan dari kompleks holoenzim.
Pada setiap gen ini, promotor hanya mengkode untuk
mentranskripsi satu untai DNA saja. Bagian yang ditranskripsi itu pun berbeda
antara satu gen dengan yang lainnya.
Berikutnya, terjadi proses pemanjangan RNA. RNA akan
terpisah dan menjauh dari untai DNA templatenya. Kedua untai DNA kemudian dapat
bergabung kembali dan kemudian baru dilanjutkan ke tahap ketiga.
Basa basa molekul RNA akan membentuk hybrid dengan DNA
cetakan sepanjang kurang lebih 12 nukleotida. Laju pemanjangan maksimum
nukelotida ini umumnya 30 hingga 60 nukleotida per detik. Artinya, setiap gen
yang mengkode protein akan disalin menjadi RNA dalam waktu kurang lebih 1
menit, meski terkadang waktunya bisa lebih rendah.
Tahap ketiga dari transkripsi ini adalah terminasi.
Terminasi terjadi ketika RNA polymerase mencapai urutan basa tertentu atau yang
disebut sebagai terminator. Dari proses transkripsi ini, dihasilkan tiga jenis
RNA, dimana ketiganya ini akan berperan dalam sintesa protein.
Tiga jenis ARN yang berperan dalam sintesis protein:
- ARN duta (ARNd) : Berfungsi membawa informasi susunan protein dari ADN dalam inti sel ke ribosom yang berada dalam sitoplasma. ARNd disebut juga mRNA atau messenger RNA.
- ARN ribosom (ARNr) : ARNr atau disebut juga sebagai rRNA, terdapat dalam ribosom dan menyusun 50% – 60% struktur ribosom. Fungsi sebenarnya dari ARNr sampai sekarang belum diketahui. Diduga ARNr membantu proses sintesis protein.
- ARN transfer (ARNt) : ARNt atau disebut juga sebagai tRNA ini didapati dalam sitoplasma dan berfungsi mengikat dan membawa asam amino menuju ribosom
Baca juga: 3 Cara Reproduksi Bakteri
Perbedaan struktur
ADN dan ARN
Dari penjelasan di atas, kamu mungkin masih bingung untuk
membedakan ADN dan ARN, termasuk dari struktur ADN dan struktur ARN. Agar lebih
jelas, berikut ini adalah beberapa perbedaan ADN dan ARN.
DNA (Deoxyribo Nukleat Acid)
|
RNA (Ribo Nukleat Acid)
|
|
Lokasi
|
Dalam inti sel, mitokondria, kloroplas, senriol.
|
Dalam inti sel, sitoplasma dan ribosom.
|
Bentuk
|
Polinukleotida ganda/ rantai ganda (double helix) yang
terpilin sangat panjang
|
Polinukleotida tunggal / rantai tunggal dan pendek
|
Gula
|
Deoxyribosa, yaitu gula ribosa yang kehilangan satu atom
oksigen
|
Ribosa
|
Basanya
|
Golongan purin : adenine dan guanine
Golongan pirimidin : cytosine dan timin
|
Golongan purin : adenine dan guanine
Golongan pirimidin : cytosine dan urasil
|
Fungsi
|
–
mengontrol sifat yang menurun
–
sintesis protein
–
sintesis RNA
|
– sintesis protein
|
Kadar
|
Tidak dipengaruhi sintesis protein.
Letak basa nitrogen kedua pita ADN saling berhadapan
dengan pasangan yang tetap yakni Adenin selalu berpasangan dengan Timin,
Cytosin dengan Guanin.
Kedua pita tersebut diikatkan oleh ikatan hidrogen.
|
Dipengaruhi sintesis protein.
Macam ARN :
·
ARN duta
·
ARN ribosom
·
ARN transfer
|
Satu simpulan
menarik dari hubungan RNA dan DNA ini adalah : jenis-jenis RNA yang dibentuk
dari hasil transkripsi DNA merupakan bahan dasar sintesis protein.