Ibnu Sina, Filsuf Terbesar Sepanjang Sejarah
Pemikiran Hebat Ibnu Sina yang Mengubah Dunia
Sepertinya, tak berlebihan kalau menyebut Ibnu Sina sebagai
salah satu filsuf terbesar sepanjang sejarah peradaban manusia. Bagaimana
tidak, karya-karyanya telah banyak mempengaruhi peradaban dunia. Sejarah
pemikiran filsafat telah mencatat sosok Ibnu Sina seabgai seorang filsuf besar
muslim yang luar biasa.
Biografi Ibnu Sina
Ibnu Sina dilahirkan di tahun 270 Hijriah atau 980 Masehi,
di Afshana, suatu wilayah yang terletak di dekat Bukhara. Nama kecilnya ketika
ia dilahirkan adalah Abu Ali Husain Ibn Abdillan Ibn Sina.
Orang tua Ibnu Sina adalah pegawai tinggi yang menjabat di
masa pemerintahan Dinasti Saman. Karena orang tuanya yang terhormat, ia pun
berkesempatan untuk belajar banyak hal.
Ibnu Sina tumbuh dan dibesarkan di Bukhara. Di tempat itu pula, ia banyak belajar tentang falsafah kedokteran serta ilmu –ilmu agama Islam.
Ibnu Sina tumbuh dan dibesarkan di Bukhara. Di tempat itu pula, ia banyak belajar tentang falsafah kedokteran serta ilmu –ilmu agama Islam.
Pemikiran jenius Ibnu
Sina
Pemikirannya yang jenius telah melahirkan filsafat yang begitu
hebat. Ibnu Sina berhasil mewariskan sistem berpikira, dan bahkan dikatakan
sebagai satu –satunya filsuf besar Islam yang telah berhasil membangun sistem
filsafat secara lengkap dan terperinci.
Sistem filsafat ini pula yang kemudian berhasil mendominasi tradisi filsafat muslim selama beberapa abad kemudian.
Sistem filsafat ini pula yang kemudian berhasil mendominasi tradisi filsafat muslim selama beberapa abad kemudian.
Karya –karya Ibnu Sina banyak mempengaruhi perkembangan
pemikiran Islam. Ia berhasil menunjukkan dasar pijakan berfilsafat dalam
tradisi keilmuan Islam secara apik melalui metode-metode yang dilengkali
arguman-argumen kuat.
Ibnu Sina dikenal sangat menguasai konsep metafisika
Aristoteles, sekaligus filsafat Al –Farabi. Penguasaannya ini tak lepas dari
wujud ikhtiarnya dalam mencari kebenaran yang dicarinya. Ya, semua persoalan
yang ia temui ternyata terdapat jawaban yang sangat berarti.
Karya-karya besar Ibnu Sina menjadi rujukan bagi sejarah
pemikiran Islam. Berbagai karyanya ini kebanyakan ditulis dalam bahasa Arab dan
Persia. Beberapa karya Ibnu Sina yang terkenal diantaranya adalah As- Shifa, An-Najat dan Al-Isyarat. Selain karya besarnya, ia
juga banyak menulis karangan pendek yang biasa disebut sebagai maqallah.
Baca juga: Biografi Amphere Si Ahli Fisika
Pengaruh pemikiran
filsafat Ibnu Sina terhadap dunia
Tak ada yang meragukan betapa besarnya pengaruh pemikiran
filsafat Ibnu Sina terhadap dunia. Ia sukses menyajikan pemikiran dan telaah di
bidang kedokteran yang tidak hanya ditujukan untuk dunia Islam, melainkan juga
merambah ke Eropa.
Filsafat metafisika Ibnu Sina misalnya, yang kebenarannya
pun diakui oleh para pemikir Barat dua abad setelahnya. Filsafat metafisikanya
ini merupakan ringkasan dari tema –tema filosofis. Nama Ibnu Sina pun populer
di kalangan sarjana –sarjana Barat. Namun, para sarjana Barat lebih mengenalnya
dengan nama Avicena, atau dalam bahasa Spanyol disebut Aven Sina.
Di dunia Barat, Ibnu Sina begitu tenar dengan aneka bidang
filsafat dan kedokteran. Bahkan, para sarjana Barat pun juga memberinya gelar The Prince of the Physicians. Dunia
Islam sendiri memberinya gelar dengan Al-Syaikh-al-Rais, yang berarti pemimpin
utama (dari para filsuf).
Konsep penting yang diwariskan oleh Ibnu Sina jua terkait
tentang falsafah jiwa. Pemikirannya mengenai kejiwaab ini ia tuliskan dalam
berbagai bukunya.
Dari bukunya itu, ia mengungkapkan bahwa masalah kejiwaan ini bersumber dari pikiran-pikirannya yang tidak bisa lepas dari berbagai persoalan filsuf.
Dari bukunya itu, ia mengungkapkan bahwa masalah kejiwaan ini bersumber dari pikiran-pikirannya yang tidak bisa lepas dari berbagai persoalan filsuf.
Ibnu Sina memang telah memberikan pengaruh yang besar
terhadap masalah kejiwaan di seluruh dunia. Sumbangsih pemikirannya ini pun
sangat mempengaruhi pemikiran dunia Arab sejak abad ke -10 M sampai akhir abad
ke -19 M.
Para filsuf besar sesudahnya menjadikan pemikiran Ibnu Sina sebagai patokan, seperti yang dilakukan oleh Roger Bacon, Dun Scot, Albert the Great, Gundisallinus dan juga Thomas Aquinas.
Para filsuf besar sesudahnya menjadikan pemikiran Ibnu Sina sebagai patokan, seperti yang dilakukan oleh Roger Bacon, Dun Scot, Albert the Great, Gundisallinus dan juga Thomas Aquinas.
Pemikiran tentang kejiwaan ini memang terbilang menantang.
Apalagi, pemikirannya banyak dipengaruhi oleh filsafat Galius, Plotinus dan
Aristoteles yang seringkali dijadikannya sebagai sumber gagasan.
Meski ia sering terinspirasi dari para filsuf terdahulu, tak berarti ia tidak mempunyai gagasan sendiri, terutama dalam hal fisika dan metafisika.
Meski ia sering terinspirasi dari para filsuf terdahulu, tak berarti ia tidak mempunyai gagasan sendiri, terutama dalam hal fisika dan metafisika.
Teori fisika Ibnu Sina lebih banyak menggunakan metode
eksperiman dan mengupas pembahasan dalam ranah kedokteran.
Pada ranah metafisika, ia pun berhasil membahas lebih mendalam dan melakukan pembaharuan yang membuatnya lebih mendekati pada pandangan-pandangan filsuf modern.
Pada ranah metafisika, ia pun berhasil membahas lebih mendalam dan melakukan pembaharuan yang membuatnya lebih mendekati pada pandangan-pandangan filsuf modern.