Sistem Transportasi Darah Manusia
Sistem peredaran darah pada manusia dapat dibagi dua, yakni darah dan alat peredaran darah. Darah terdiri dari bagian sel-sel darah dan plasma (cairan) darah, sedangkan alat peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah.
Fungsi darah
Darah pada manusia memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, seperti:
Sebagai alat transportasi, yang mengantarkan:
- sari-sari makanan dari usus ke seluruh jaringan yang membutuhkan
- sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh ke alat pengeluaran (ekskresi)
- hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar buntu) ke bagian tubuh tertentu
- oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh
- sari-sari makanan dari usus ke seluruh jaringan yang membutuhkan
- sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh ke alat pengeluaran (ekskresi)
- hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar buntu) ke bagian tubuh tertentu
- Mengatur keseimbangan asam dan basa dalam tubuh
- Alat pertahanan tubuh dari infeksi kuman
- Mengatur stabilitas suhu tubuh
Sel-sel darah
Pada darah manusia, terdapat tiga jenis sel darah yakni, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Masing-masing sel darah ini memiliki peran dan fungsinya masing-masing.
1.
Sel darah merah (eritrosit)
- Ciri sel darah merah adalah bentuknya bikonkaf (bulat dan cekung di tengah) dan berwarna merah serta tidak mempunya inti (sel darah merah pada manusia dan mamalia tidak berinti).
- Warna merah eritrosit disebabkan oleh adanya pigmen yang disebut hemoglobin.
- Pada setiap satu milimeter kubik darah mengandung 4 – 6 juta sel darah merah, dan merupakan yang terbanyak dari sel darah.
- Fungsi eritrosit untuk mengangkut O2 dan CO2 serta menjaga keseimbangan pH darah.
- dibentuk di dalam sumsum merah tulang pipih, namun pada bayi sel darah merahnya dibentuk di dalam hati.
2.
Sel darah putih (leukosit)
- Cirinya adalah sel darah putih mempunyai satu inti.
- Sel darah putih dapat bergerak bebas secara bebas atau ameboid, dan memiliki kemampuan diapedesis (mampu menembus dinding kapiler).
- Pada setiap 1 mm kubik darah mengandung 5.000 – 9.000 sel leukosit
- Sel darah putih berfungsi untuk imunitas atau melawan antigen (benda asing dan berpotensi merusak kinerja organ tubuh lain) yang masuk ke dalam tubuh
- Sel darah putih terdiri dari dua jenis, yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit terdiri dari: neutrofil, eosinofil, dan basofil. Sedangkan agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit
- Leukosit granulosit dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium di sumsum tulang sedangkan agranulosit dibentuk di kelenjar limpa.
3.
Keping darah (trombosit) atau Sel darah pembeku
- Keping darah juga sering disebut sebagai sel darah pembeku platelet
- Cirinya adalah tidak mempunyai inti dan mudah pecah
- Pada setiap 1 mm kubik darah pada orang dewasa mengandung 250.000 – 400.000 trombosit
- Trombosit dibuat oleh sel megakariosit di dalam sumsum tulang
- Trombosit berfungsi untuk proses pembekuan darah
Jenis-jenis sel darah pada manusia. Perhatikan perbandingan ukurannya |
Proses pembekuan darah
Ketika salah satu bagian tubuh mengalami luka dan darah keluar dari pembuluh darah, maka darah akan segera membeku atau menggumpal. Proses penggumpalan darah ini disebut sebagai koagulasi. Pembekuan darah merupakan rangkaian proses yang terjadi pada jaringan tubuh, plasma darah, dan trombosit. Mekanisme pembekuan darah, sebagai berikut:
Keterangan :
Sifat
trombosit yang mudah pecah memudahkan ketika terjadi robekan atau luka pada
pembuluh darah. Ketika trombosit pecah, maka akan menghasilkan tromboplastin/
trombokinase. Dengan bantuan Ca+ dan vitamin K, maka trombokinase
mengubah protrombin menjadi trombin. Selanjutnya terbentuk fibrinogen yang
berubah menjadi benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin inilah yang kemudian
membentuk jala sehingga mengikat eritrosit agar tidak keluar.
Gambar di atas adalah proses pembekuan darah. Eritrosit ‘terjebak jala’ yang dibentuk oleh benang fibrin. Peristiwa ini berfungsi untuk mencegah kehilangan banyak eritrosit ketika terjadi luka |
Kehilangan banyak darah dapat sangat mengganggu proses transportasi dalam tubuh manusia. Meski demikian, terkadang untuk keperluan tertentu, pembekuan darah ini perlu untuk dihindari. Misalnya pada proses pengambilan darah dari donor. Untuk menghindari proses pembekuan darah, dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti:
- Mendinginkan darah mendekati titik bekunya, hal ini dapat menghalangi pembentukan trombin.
- Memberi garam natrium oksalat atau natrium sitrat, hal ini dapat membantu mengendapkan ion Ca, sehingga pengubahan protrombin menjadi trombin terhambat
- Pemberian heparin atau dicumarol. Kedua zat tersebut merupakan zat anti koagulan atau anti pembekuan darah.
- Mencegah persentuhan dengan permukaan yang kasar, dengan menggunakan jarum yang tajam dan pipa atau gelas yang licin.
Cairan darah (plasma darah)
Plasmadarah atau cairan darah memiliki komponen terbesar yang berupa air. Di dalam plasma darah, terdapat senyawa-senyawa kimia yang terlarut seperti :
- Protein. Protein yang larut dalam darah, berupa :
- fribrinogen: berperan dalam pembekuan darah
- albumin: untuk menjaga tekanan osmotik darah
- globulin: untuk membentuk zat kebal atau zat anti, terutama gamaglobulin
- Sari-sari makanan
- dan garam mineral meliputi : Na, K, Ca, Mg, Cl , HC03-, PO4-
- enzim, hormon dan antibodi.
- zat-zat sisa metabolisme: urea dan asam ureat.
- gas-gas pernafasan: 02, C02 dan N2.